Rabu, 11 Januari 2012

Manfaat Resah dan Gelisah


Oleh: Fahmi Aliansyah

Mari kita renungkan...

Maukah penyakit RESAH DAN GELISAH selalu menghinggapi hati kita?

Seberapa seringkah kita dihinggapi penyakit tersebut?

Maukah kita terbebas dari penyakit” tersebut?


Apakah kita ingin jiwa dan hati kita dipenuhi kebahagiaan? Saya yakin kita pasti menjawab “Ya!” karena itulah dambaan setiap insan dalam menjalani kehidupan. Namun, kita seringkali lupa tentang makna kebahagiaan yang hakiki karena tolok ukur kita seringkali adalah materi. Tak sepenuhnya salah jika kita beranggapan demikian karena Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat mereguk kesenangan bagi kita semua. Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (Q.S. Al-Baqarah [2]: 36). Demikian firman Allah swt..

Namun, tak inginkah kita merasakan kedamaian batin “selamanya” dalam menjalani kehidupan ini? Dan, yang terpenting lagi tolok ukur kedamaian itu adalah konsep Ilahi yang mempunyai “reward” (pahala) terbaik dari-Nya sebagai manfaat ganda yang diberikan karena kita telah tepat dalam memilih jalan kehidupan.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl [16]: 97)

Dalam ayat tersebut Allah tidak memilah dan memisah gender maupun suku bangsa. Semuanya layak mendapatkan anugerah terindah dengan syarat عَمِلَ صَالِحًا. Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud ’amila shalihan adalah dasar keimanan yang dimiliki oleh setiap insan dalam konsep hidupnya. Karena secara konsep diterimanya amal, akan sia-sialah kebaikan yang dilakukan jika pondasi keimanan tak dimiliki (ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya).

Yang menarik dari ayat di atas adalah reward yang Allah berikan ketika amalan kita “on the track” yakni berada dalam konsep amalan yang diterima Allah (ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya). Manfaat ganda yang akan kita dapatkan adalah:

Pertama,  فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً    maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. Sebuah jaminan Ilahi yang tak mungkin terpungkiri dan dibayar cash yang akan dirasakan oleh setiap insan baik laki-laki maupun perempuan (jika kita tak merasakan, segera introspeksi dan evaluasi diri barangkali ada prasarat yang tak layak dan terlupakan oleh kita). Para ulama menafsirkan yang dimaksud hayatan thayyibatan akan terlihat dan terasa dalam dua bentuk, yaitu:

1) Rizqan halalan thayyiban (rezeki yang halal dengan kualitas tinggi) yang akan Allah  berikan kepada kita berupa kebahagiaan dan keuntungan materi (lahir). Semua yang kita rasakan merupakan anugerah tanpa batas dan tak terprediksi dari mana datangnya. Ujug-ujug kita mendapatkannya. Dalam firman-Nya, “Dan (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (Q.S. Ath-Thalaq  [65]: 3).

2) Ithmi’naanil qalbi wa sakinatun-nafsi (tenang dan tentramnya jiwa). Inilah yang dimaksud penghargaan yang tak ternilai sebagai keuntungan immateri (batin) karena  “ketenangan jiwa” tak terbeli oleh harta dan tidak terukur oleh materi. Ini merupakan anugerah yang hanya akan didapat dari Sang Pemilik ketenangan jiwa. Di belahan  bumi mana pun anugerah khusus ini (ketenangan jiwa) tidak akan ditemukan kecuali orang-orang terpilih. Firman-Nya :
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 28).
     
     Memang ada agen-agen palsu yang menawarkan ketenangan jiwa semu dan sering kali manusia tertipu. “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 204).

     Jangan sampai di akhirat nanti perjuangan dan ibadah kita berakhir dengan penyesalan karena termakan rayuan menyesatkan. Penyesalan seperti itu tidak akan bermanfaat karena tidak lagi ada waktu untuk kembali merevisi kesalahan yang terlanjur dilakukan. Naudzubullah... Maka, berhati-hatilah kita agar kita terlindungi dari situasi seperti itu.

    Selain reward sebagaimana disebut, Allah pun memberikan penghargaan tambahan sebagai kekebalan jiwa (dalam menghadapi problematika hidup) yang akan dirasakan oleh kita manakala kita senantiasa ada dalam ridha Allah. Perbuatan keji dan munkar tak akan mempan merasuki jiwa kita karena kita memiliki daya imun yang tinggi terhadap serangan penyakit hati yang merusak jiwa kita.
     
     Firman-Nya:
اتْلُ مَآأُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَاتَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”. (Q.S. Al-‘Ankabut  [29]: 45).

     Kedua,   وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ    “dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

     Selain reward jiwa (immateri) dan raga (materi), Allah pun memberikan pahala yang secara otomatis ditambahkan (auto debit) ke dalam rekening amal yang kita miliki dengan berlipat ganda yang akan kita lihat kelak di hari pembalasan (akhirat).  Pada akhirnya kita semua terkaget melihat balasan yang melimpah tanpa kita sadari. Bukan kah kita akan terkejut manakala kita mendapatkan hadiah yang tidak kita prediksi sebelumnya? Begitulah reward dari Allah, membat kita surprise. Namun, sebagai bonus track record amal, dengan Rahman dan Rahimnya Allah kita mendapatkannya sehingga kita tergolong ke dalam manusia yang paling beruntung dalam menjalani dan merasakan kehidupan ini.

     Karenanya, tak perlu gentar manakala penyakit RESAH/GELISAH menghinggapi hati kita. Bersyukurlah dan secepatnya kita lakukan “amal shalih” untuk menutupi diri dari tersebarnya penyakit dan sebagai obat termanjur membebaskan kita dari penyakit jiwa tersebut.
Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar